Rabu, 01 Mei 2024

Sepenggal Narasi: Kumpulan Cerpen Romansa

TIRA

"Ada perasaan yang sama namun tidak berkesempatan di waktu yang sama."


Sinar mentari menembus kelopak mataku yang sedang terpejam disertai bunyi ayam berkokok dari kejauhan yang membuatku ingin memejamkan mataku lebih dalam. Kurasakan sensasi hangat pada wajahku yang sudah terasa "tebal" karena tumpukan minyak yang sudah bersemayam diatas wajahku semalaman. Dengan enggan, aku membuka mataku dan kudapati tirai jendela yang menjadi penyebab utama mataku tertusuk sinar lampu 1.000.000 watt karena aku lupa menutupnya semalam.

Kulangkahkan kaki menuju kamar mandi untuk melengserkan singgasana minyak yang sedang bersemayam ini di wajahku dan menggosok gigi. Kemudian aku keluar dari kamar kosku dan siap meregangkan badanku di balkon.

Seketika pria yang ada di lantai satu kos sebelah mencuri perhatianku—kamarku berada di lantai dua dan baik kosku maupun kos sebelah, bentuk bangunannya sama-sama terbuka—pria itu mengenakan kemeja lengan pendek berwarna khaki  yang dijadikan outer dengan kaos berwarna putih yang dijadikan inner—nya, ia juga mengenakan celana pendek berwarna cream serta sandal sport, rambutnya panjang sebahu tetapi tidak menutupi wajahnya—ini yang mencuri perhatianku—kulitnya medium light, alisnya panjang dan cukup tebal, hidungnya mancung dengan batang hidung yang sedikit melekuk—terlihat mirip seperti aktor Jepang, Kento Yamazaki!

Aku melihat Pria itu sedang menatap layar ponselnya. Seketika dia sadar dengan kehadiranku, kemudian ia mendongakkan kepalanya dan menatap balik ke arahku—err, kami eye contact—Sontak aku mengalihkan pandanganku ke setiap sudut pandangaku kecuali ke arahnya, namun aku kembali beralih menatapnya karena ia tiba-tiba berlari.

Ia berlari ke arah tangga dan menghampiriku dengan napas yang terengah-engah—sejujurnya aku tidak mengerti kenapa tangga kos sebelah bisa terhubung dengan kosku.

"Kok rambut lo dipotong?," ucapnya sambil memegang rambutku—kurang ajar main pegang saja! tapi ia tampan, jadi aku maafkan.

"Dih lo siapa?" Keningku mengkerut. Aku menepis tangannya dan mundur selangkah.

"Tira."

"Oh jadi lo-," ucapanku terhenti. Tiba-tiba aku bingung ingin berkata apa, orang ini terasa familier.

Aku teringat bahwa Tira adalah Pria yang selama ini berkomunikasi denganku lewat media sosial. Kami tidak pernah bertemu sebelumnya dan aku tidak pernah melihat foto dirinya. Kami berkomunikasi menggunakan akun anonim.

Bagaimana dia bersikap seolah-olah mengenaliku ya?

Mataku membelalak solah-olah bola mataku keluar dari cangkangnya. Tenenengnengneneng .. bababana ... oh banana—ini ringtone Marimba versi Minion—sial, alarmku berbunyi.


Sepenggal Narasi menyajikan kumpulan cerita pendek yang dikemas dalam suasana romansa yang ringan namun cukup untuk meninggalkan jejak.

Sepenggal Narasi juga tersedia di Wattpad, mohon dukungannya!

https://www.wattpad.com/1442469507-sepenggal-narasi-kumpulan-cerpen-romansa-tira

Terima kasih telah membaca!

-Salam hangat, Sonia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sepenggal Narasi: Kumpulan Cerpen Romansa

TIRA "Ada perasaan yang sama namun tidak berkesempatan di waktu yang sama." Sinar mentari menembus kelopak mataku yang sedang terp...